Tuesday, November 20, 2018

ANALISA PHOSPOR DALAM TANAH



ANALISA ANORGANIK
PHOSPHOR DALAM TANAH PHOSPHAT


Oleh:
1.        Astinia Fauzati
2.        M. Anarda Wiguna
3.        Risca Wahyu F
4.        Septi Purnawati
4 Kimia Analis 2



KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALIS
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron Sidorejo, Kotak Pos 104, Telp (0293) 4901639
Temanggung 56221
2016



1.      Sifat dan Komposisi
-          Simbol Atom        : P
-          Nomor Atom         : 15
-          Massa Atom          : 30,9738 g/mol
-          Titik lebur             : 44,2 0 c
-          Titik Didih            : 280 0 c
Fosfor adalah unsur bukan logam multivalen dari kelompok nitrogen. Terdapat beberapa bentuk fosfor yaitu fosfor putih, merah dan hitam. Fosfor juga hadir sebagai ion fosfat bermuatan negatif yang terbentuk dalam mineral atau sebagai organophosphat.
2.      Kandungan Mineral dalam Tanah Phosphat
Fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL(triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5.Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral apatit adalah kalsium kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit dan milisit.Apatit memiliki struktur kristal heksagonal  dan biasanya dalam bentuk kristal panjang prismatik. Sifat fisik yang dimilikinya: warna putih atau putih kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak.




METODE PENELITIAN


Ø  Analisa Kualitatif
Prinsip kerja dari analisa kualitatif adalah Uji anion PO43-, anion ini adalah hasil penguraian asam ortofosfat (H3PO4), asam ortofosfat adalah asam berbasa tiga, yang membentuk tiga deret garam : ortofosfat primer, mis NaH2PO4; ortofosfat sekunder, misal:  Na2HPO4; dan ortofosfat tersier, misal Na3PO4. Pada uji ini 3 tetes larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes asam nitrat dan 3 tetes reagensia ammonium molibdat dan hasilnya terbentuk endapan berwarna kuning. Warna kuning yang terbentuk adalah warna dari ammonium fosfomolibdat . Sebenarnya ammonium molibdat memiliki rumus , tetapi ionnya-lah yang digunakan dalam persamaan kimia . Dari uji dapat diketahui terdapat anion fosfat dalam sampel.
Ø  Analisa Kuantitatif
Prinsip kerja dari analisa kuantitatif adalah Fosfat dapat diendapkan sebagai amonium magnesium fosfat. Pengaturan pH pada penetapan ini harus teliti sekali karena bila terlalu tinggi (lebih dari 10) Mg(OH)2 akan mengendap. Endapan agak sulit terbentuk pada suhu biasa maupun panas, oleh karena itu pengendapan pada suhu rendah (es) sambil dilakukan pengadukan. Untuk penyempurnaan pengendapan (memperbesar hablur, mengurangi kopresipitasi) endapan diperam dalam es 1-2 jam. Pencucian harus dengan larutan encer NH4OH untuk memperkecil kelarutan. Pada waktu pembakaran hendaknya hati-hati, mula-mula dengan api kecil sampai semua kertas diperarang, kemudian sedikit demi sedikit diperbesar sampai semua karbon terbakar, lalu dipijarkan. Abu tidak akan menjadi putih tetapi abu-abu.
A.    Alat dan Bahan
Ø  Alat
1.      Sekop
2.      Pisau
3.      Tabung logam
4.      Balok kecil
5.      Botol semprot
6.      Rak tabung reaksi
7.      Pipet tetes
8.      Penjepit tabung reaksi
9.      Pembakar bunsen
10.  Tabung reaksi
11.  Beaker glass 250 mL
12.  Pipet ukur 10 mL
13.  Labu takar 250 mL
14.  Muffle
15.  Hot plate
16.  Neraca analitik
17.  Pipet volume 50 mL
18.  Spatula
19.  Waterbath
20.  Cawan krus
21.  Eksikator
22.  Batang pengaduk
23.  Thermometer
24.  Rubber bulb
25.  Kertas saring
26.  Buret 50 mL
27.  Corong gelas

Ø  Bahan
1.      Sampel
2.      Palstik
3.      HCl Pekat
4.      Larutan AgNO3
5.      Larutan Ammonium Molibdat
6.      Larutan Ba(NO3)2
7.      Larutan FeCl3
8.      Larutan cuplikan
9.      Larutan AgNO3
10.  Larutan Ammonium Molibdat
11.  Larutan Ba(NO3)2
12.  Larutan FeCl3
13.  Akuades
14.  Reagen Lorenz
15.  Larutan Mg- Nitrat
16.  Larutan Magnesia-mixture
17.  NH4OH pekat
18.  HNO3 pekat
19.  Kristal ammonium-nitrat
20.  NH4OH (1:1)
21.  Kertas saring whatman

B.     Prosedur Kerja
a.       Sampling Lapangan
1.      Ratakan dan bersihkan permukaan tanah dari rumput atau serasah.
2.      Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.
3.      Letakan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga per empat bagian masuk ke dalam tanah.
4.      Letakan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.
5.      Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.
6.      Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah tabung ikut terangkat.
7.      Iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutuplah tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu, iris dan potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.
8.      Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas contoh tanah yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan contoh tanah.
b.      Analisa Kualitatif
1.      Preparasi sampel
Larutkan sampel dengan HCl pekat sampai sampel benar-benar larut.
2.      Identifikasi menggunakan pereaksi AgNO3
a)      Siapkan 1 tabung reaksi yang bersih dan kering, dan disiapkan juga 1 pipet tetes untuk sampel, dan 1 pipet tetes untuk pereaksi.
b)      Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 pipet.
c)   Tambahkan AgNO3 ke dalam reaksi sebanyak ± 3 tetes, kemudian diamati. Hasil positif ditunjukkan oleh munculnya endapan kuning.
3.      Identifikasi menggunakan pereaksi Ammonium Molibdat I
a)      Lakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b)     Tambahkan Ammonium Molibdat ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes.
c)    Tambahkan Asam Pikrat encer ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, kemudian panaskan.
d)     Amati apa yang terjadi dan dicatat. Hasil positif ditunjukkan oleh munculnya endapan kuning.
4.      Identifikasi menggunakan pereaksi Ammonium Molibdat II
a)      Lakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a.
b)      Masukkan 3 tetes larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
c)      Tambahkan HNO3 6 M ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes.
d)      Tambahkan Ammonium Molibdat ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes.
e)      Amati apa yang terjadi dan dicatat. Hasil positif ditunjukkan oleh munculnya endapan kuning.
5.      Identifikasi menggunakan pereaksi Ba(NO3)2
a)      Lakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b)      Tambahkan Ba(NO3 )2ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes.
c)      Amati apa yang terjadi dan dicatat. Hasil positif ditunjukkan oleh munculnya endapan putih.
6.      Identifikasi menggunakan pereaksi FeCl3
a)      Lakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b)     Tambahkan FeCl3ke dalam tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes.
c)     Amati apa yang terjadi dan dicatat. Hasil positif ditunjukkan oleh munculnya endapan kuning putih.
c.       Analisa Kuantitatif
1.      Pembuatan reagen
a)      Larutan Mg-Nitrat
Larutkan 150 g MgO dalam HNO3 (1:1) secukupnya, hindari penggunaan asam berlebih. Tambah sedikit Mg-Oksida, panaskan sampai mendidih selama 2 menit dan saring kemudian encerkan sampai 1 liter.
b)      Larutan Molibdat (Reagen Lorenz)
65 g (NH4)6Mo7O24.H2O, 225 g NH4NO3, 15 ml NH4 pekat, dan 600 ml aquadest dicampur dan diaduk sampai dipanaskan sampai larut sempurna. Endapan disaring tanpa dicuci dan setelah dingin filtratnya diencerkan dengan aquadest sampai 1 liter.
c)      Larutan Magnesia-Mixture
Larutkan 55 g MgCl2.6H2O dan 140 g NH4Cl dalam 500 ml aquadest. Ke dalamnya ditambah 130.5 ml NH4OH pekat, campur dan encerkan sampai 1 liter.
2.      Preparasi sampel
a)      Menimbang dengan seksama 1-2 gram contoh yang telah dihaluskan.
b)      Memasukkan ke dalam beaker glass 250 ml.
c)      Menambahkan 7.5 ml larutan Mg-Nitrat dan aduk sampai homogen.
d)      Panaskan di atas hot plate pada suhu sekitar 180°C sampai larutan pekat dan tidak terjadi perubahan apapun.
e)      Pindahkan ke dalam muffle pada suhu 300°C-400°C sampai residu tidak berwarna hitam lagi.
f)       Dinginkan lalu tambahkan 15 - 30 ml HCl pekat dan encerkan dengan aquadest.
g)      Pindahkan ke dalam labu takar 250 ml dan encerkan sampai tanda tera.
3.      Penentuan kadar phosphor
a)      Ambil 100 ml larutan contoh yang diperoleh, pindahkan ke dalam beaker glass 250 ml.
b)      Tambahkan NH4OH pekat sedikit berlebihan. Endapan yang terbentuk dilarutkan kembali dengan menambah HNO3 pekat sedikit demi sedikit sambil diaduk, sampai larutan menjadi jernih.
c)      Tambahkan 15 g ammonium-nitrat, panaskan di atas water bath sampai suhu 65°C
d)      Tambahkan 70 ml larutan molibdat (reagen lorenz), diamkan pada suhu tersebut selama 1 jam.
e)      Periksalah apakah pengendapan tersebut sudah selesai atau belum, yaitu dengan cara : mengambil 5 ml supernatant dan tambahkan 5 ml larutan molibdat lalu gojog. Bila masih terbentuk endapan berarti masih perlu ditambah larutan molibdat lagi sampai pengendapan selesai.
f)       Saring dan cuci dengan aquadest.
g)      Larutkan endapan dalam kertas saring tersebut dengan menambah sedikit larutan NH4OH (1:1) dan air panas sampai kertas saring menjadi bersih. Volume filtrat dan hasil pencucian yang terakhir ini tidak boleh lebih dari 100 ml.
h)      Netralkan filtrat dan hasil cucian dengan HCl pekat, diamkan lalu tambahkan 15 ml magnesia mixture dari dalam buret dengan kecepatan 1 tetes tiap detik sambil digojog. Diamkan 15 menit.
i)       Tambahkan 12 ml NH4OH pekat dan biarkan 2 jam.
j)       Supernatant mula-mula dituang melalui kertas saring bebas abu, cuci endapan dalam beaker glass dengan ammonia encer sampai bebas klorida.
k)      Keringkan endapan dan kertas saring dalam krus yang telah diketahui bobotnya
l)       Pijarkan mula-mula pada suhu rendah kemudian dipijarkan pada suhu yang kebih tinggi, sampai diperoleh residu yang berwarna putih atau abu-abu keputih-putihan.
m)   Dinginkan dalam eksikator dan timbang berat residu sebagai Mg2P2PO7.
Kadar P sebagai  sampel tanah dihitung menggunakan persamaan berikut :
Berat P2O5 (g, dalam 100 ml) = 0.6377 x berat Mg2P2O7 (g)





No comments:

Post a Comment

ANALISA KALSIUM (Ca) DALAM BATU KAPUR

MAKALAH ANALISA KALSIUM (Ca) DALAM BATU KAPUR DISUSUN OLEH : RISCA WAHYU FEBRIANI 29 / 4 KIMIA 2 SMK N 1 (STM PEMBAN...